Jakarta, Fundflow – S&P menurunkan peringkat utang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ke CCC dari sebelumnya CCC+, dengan prospek negatif. Manajemen Bumi merespons hal ini dengan mengumumkan rencana percepatan pembayaran utang, hal yang sudah sering diungkap Bumi sejak awal 2010-an, bak memutar kaset lama.
Direktur Bumi Dileep Srivastava menegaskan, perseroan sebenarnya tak menggubris S&P. Dia mempersilakan semua orang bertanya langsung ke S&P mengapa penurunan peringkat ini terjadi.
“Dunia saat ini berbeda dibanding 2017. Ada banyak gejolak geopolitik dan pandemi yang diabaikan S&P. Daripada melompat langsung ke kesimpulan, ada baiknya mencermati dengan seksama rencana pembayaran utang kami,” kata dia dalam pesan yang beredar di sejumlah grup WA investor, Kamis (7/10/2021).
Menurut dia, perseroan akan mempercepat pembayaran utang Tranche A pada akhir 2022, memanfaatkan lonjakan harga batu bara. Selanjutnya, mengonversi MCB ke saham lebih cepat dari seharusnya pada 2024.
Kemudian, dia menegaskan, me-refinancing utang dengan bunga lebih rendah dan meraih keseimbangan modal dalam 2-3 tahun ke depan. Saat ini, sebagai perusahaan batu bara terbesar dunia, Bumi akan diuntungkan oleh kenaikan harga emas hitam.
Hal ini bisa mempercepat pembayaran utang, memangkas bunga, dan mengembalikan Bumi ke jalur untung. Bumi telah membayar utang US$ 365 juta sejak April 2018 di tengah kondisi menantang. Cicilan yang harus dibayar Oktober 2021 4-5 kali lebih besar ketimbang Juli lalu.
“Bumi telah memiliki rencana jelas untuk mengatasi sejumlah isu dengan optimal,” kata dia.
Discussion about this post