Jakarta Fundflow – Persaingan di pasar mobil 2021 cukup panas. Uniknya, Nissan menjadi satu-satunya merek mobil yang ambruk, sedangkan merek lain ngegas.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diolah RHB Sekuritas, penjualan mobil 2021 naik 66,6% menjadi 887 ribu unit, dibandingkan 2020 532 ribu unit. Toyota masih memenangi persaingan pasar mobil 2021 dengan torehan penjualan 296 ribu unit, melesat 82,9% dari 2020 162 ribu unit.
Daihatsu juga meramaikan persaingan pasar mobil 2021, dengan penjualan 164 ribu unit, tumbuh 82% dari 91 ribu unit, diikuti Mitsubishi 144 ribu unit, melejit 82% dari 79 ribu unit. Honda membukukan pertumbuhan penjualan 24% menjadi 91 ribu unit, sedangkan Suzuki 38% menjadi 91 ribu unit. Anehnya, penjualan Nissan malah jeblok, turun 70% menjadi 3.200-an unit dari sebelumnya 10 ribuan unit.
RHB memprediksi penjualan mobil 2022 tumbuh 7% menjadi 950 ribu unit, didorong prioritas pemerintah menjaga daya beli. Ini akan mendorong perbaikan ekonomi nasional, dengan estimasi pertumbuhan 5,2%.
Pemerintah, tulis RHB, tengah mempertimbangkan kelanjutan insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM-DTP) mobil baru bermesin 1,5-2,5 liter. Tahun ini, insentif yang mulai berlaku Maret ini menjadi pendongkrak utama lonjakan penjualan mobil domestik.
RHB memprediksi terjadi penurunan penjualan awal 2022, mengingat insentif itu tak dilanjutkan, yang membuat harga mobil melambung hingga Rp 94 juta. Honda telah melaporkan penurunan order hingga 50% pada awal 2022, begitu harga mobil besutannya melejit gila-gilaan.
Discussion about this post