Jakarta, Fundflow – CGS CIMB merilis daftar saham yang bisa terbang saat perang suku bunga antarbank sentral dunia terjadi. Saham-saham itu adalah BBCA, BBRI, TLKM, BMRI, BBNI, CPIN, ICBP, KLBF, PGAS, ERAA, UNTR, ADRO, PTBA, ITMG.
Menurut CGS-CIMB saham defensif dan berkapitalisasi besar bisa terbang saat perang bunga terjadi. Ini berkaca pada pengalaman pada 2008, 2013, dan 2018, saat Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan.
“Selama kenaikan bunga beruntun, berkaca pada pengalaman tiga periode itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) akan digerakkan oleh laba bersih, bukan valuasi. Artinya, memilih saham defensif dan market cap besar bisa menghindari potensi penurunan investasi,” tulis broker itu dalam laporan riset, belum lama ini.
Broker itu menilai, saham dengan kriteria itu cenderung tahan banting, bahkan pertumbuhannya bisa mengungguli IHSG. Berangkat dari sini, broker ini memasukkan ERAA sebagai saham pilihan, berdasarkan prospek pertumbuhan dan valuasi, serta ICBP, yang sahamnya kini masih 26% di bawah level sebelum pandemi. Ada juga PGAS yang ketinggalan kereta.
“Tiga saham itu menggantikan ARTO, HEAL, dan ACES. Adapun lima saham pilihan teratas kami adalah BBCA, TLKM, BBNI, BBRI, dan KLBF. Saham batu bara dan energi juga akan diuntungkan oleh penguatan dolar AS dan lonjakan harga energi. Di sektor ini, saham pilihannya PGAS, ADRO, dan UNTR,” tulis CIMB.
Target harga alias target price (TP) BBCA versi CGS CIMB Rp 8.100, BBRI Rp 5.000, TLKM Rp 4.250, BMRI Rp 8.700, BNI Rp 8.710, CPIN Rp 6.500, ICBP Rp 11 ribu, KLBF Rp 1.950, PGAS Rp 2.300, ERAA Rp 850, UNTR Rp 33 ribu, ADRO Rp 2.150, PTBA Rp 2.500, dan ITMG Rp 19.200.
Discussion about this post