Jakarta, Fundflow – CGS-CIMB merekomendasi add alias beli saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan target harga Rp 5.000 vs penutupan perdagangan Selasa (2/8/2022) Rp 4.450. Katalis penguatan harga saham TLKM adalah kinerja semester I-2022 yang sesuai proyeksi.
Pada periode itu, Telkom meraup pendapatan Rp 71,9 triliun, naik 3,6% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 69,,4 triliun. Perinciannya, pendapatan mobile tumbuh 1% menjadi Rp 43 triliun, sedangkan jaringan tetap tumbuh 7,9% menjadi Rp 28,3 triliun.
EBITDA Telkom tumbuh 4,5% menjadi Rp 39,4 triliun, dengan margin 54,8%, naik dari 54,3%. Laba bersih inti tumbuh 17,1% menjadi Rp 14,23 triliun, sedangkan EPS inti mencapai Rp 144.
CGS-CIMB mencatat, realisasi EBITDA dan EPS inti Telkom selaras dengan proyeksi, masing-masing mencapai 49% dan 52% dari proyeksi setahun dan 49% dan 55% dari proyeksi konsensus analis. Kuartal III tahun ini, pendapatan mobile dan jaringan tetap Telkom diprediksi terus melambung, didorong kenaikan ARPU sebesar 4,9% secara kuartalan pada kuartal II tahun ini. Hal ini mendongkrak pendapatan Telkomsel sebesar 1,7% secara tahunan dan 5% secara kuartalan.
Jumlah pelanggan baru memang turun 3% selama kuartal II, namun dampaknya tidak banyak ke pendapatan. Sementara itu, pendapatan data naik 7,6% secara kuartalan dan 8,7% secara tahunan pada kuartal II lalu, tercepat sejak kuartal IV-2018.
Sejak Februari 2022, Telkomsel mulai mengoptimalisasi tarif. Selanjutnya, Juni dan Juli 2022, Telkomsel menaikkan tarif, sehingga akan menopang pendapatan kuartal III.
Secara keseluruan, CGS-CIMB menilai kinerja keuangan Telkom kuartal II-2022 sesuai prediksi. Itu sebabnya, target harga dan rekomendasi TLKM tidak berubah.
“Potensi rerating TLKM bisa terjadi, jika pertumbuhan EPS inti 2022 kuat dan IPO saham STS (Sigma Tata Sedaya, perusahaan data center) berlangsung semester I tahun depan. Adapun risiko penurunan rating TLKM adalah kembali berkecamuknya perang harga dan penundaan IPO STS,” tulis broker itu. (avn)
Discussion about this post