Jakarta, Fundflow – Prospek saham PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) cerah, seiring rencana perseroan mengakuisisi PTT Mining Ltd (PTTML), perusahaan pertambangan batu bara yang berbasis di Hong Kong, senilai US$ 471 juta. Adapun potensi kenaikan saham BIPI mencapai 61% setelah aksi korporasi itu.
Trimegas Sekuritas mencatat, dengan metode SOTP, nilai aset bersih BIPI mencapai Rp 16,7 triliun, sedangkan market cap saat ini Rp 10,7 triliun. Itu artinya, saham BIPI bisa naik 61%, didorong akusisisi PTTML, perusahaan yang kini masih dikendalikan PTT, perusahaan energi kakap Thailand.
Trimegah juga memprediksi PER BIPI bisa turun menjadi 3,1 kali pada 2023 dari saat ini 100 kali. Alasannya, laba bersih bakal naik tajam, setelah konsolidasi laporan keuangan PTTML.
PTTML memiliki tiga lokasi tambang batu bara, yakni Madagascar (pengembangan), Brunei (eksporasi), dan Indonesia, terdiri atas Jembayan dan Sebuku. Produksi batu bara per tahun PTTML mencapai 6 juta ton dengan5.200-5.700 kalori. Cadangan batu bara PTTML sangat besar, 43 juta, sedangkan sumber daya lebih gila lagi, 1,43 miliar ton.
“Selama semester I tahun ini, PTTML menghasilkan EBITDA US$ 225 juta dengan margin 47%, sedangkan laba bersih US$ 153 juta dengan margin 32%. Itu artinya, jika EBITDA disetahunkan, pengembalian investasi BIPI untuk membeli PTTML bisa dipenuhi dalam tempo satu tahun,” tulis Trimegah dalam laporan riset, belum lama ini.
Pada perdagangan Jumat (26/8/2022), saham BIPI naik 0,54% ke level Rp 185. Market cap masih sesuai perhitungan Trimegah, Rp 10,7 triliun.
Saat ini, BIPI adalah perusahaan logistik batu bara, yang menangani pemrosesan batu bara dan loading ke kapal. Sekitar 61% pendapatan perseroan berasal dari Grup Bumi, yakni KPT dan Arutmin masing-masing 61% dan 39%. Grup Bumi adalah perusahaan batu bara nomor satu di Indonesia, di atas Grup Adaro dan Grup Indika. (avn)
Discussion about this post