Jakarta, Fundflow – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC/BBYB) menargetkan penyaluran kredit 2022 berkisar Rp 10-12 triliun, dibandingkan tahun lalu Rp 4,3 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 40-50% atau Rp 4-6 triliun berasal dari kredit digital.
Sejalan dengan itu, perseroan, tulis RHB dalam laporan riset, belum lama ini, akan memangkas eksposur pinjaman pensiunan. Sebaliknya, BNC akan menggenjot kredit digital melalui perusahaan fintek dan kredit digital sendiri.
November 2021, perseroan bersama pengendali, Akulaku, meluncurkan pinjaman digital pertama, DanaCicil. Ini akan digeber terus karena menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
RHB menilai, BNC adalah bank digital dengan pertumbuhan pesat di Indonesia. Aplikasi bank digital BNC, Neo+, sudah menarik 20 juta pengguna sejak dirilis Maret 2021. Jumlah pengguna pendaftar per Februari 2022 mencapai 15,8 juta, sedangkan 8,5 juta sudah dikucurkan kredit.
“Tingginya jumlah pengguna dan debitur akan memudahkan BNC dalam mengakuisisi konsumen digital,” tulis RHB.
Sementara itu, per Januari 2022, deposito BNC mencapai Rp 8,8 triliun, naik dari Rp 3,8 triliun. Dari jumlah itu, porsi deposito digital mencapai 53%.
BNC akan menggelar rights issue dengan menerbitkan 5 miliar saham baru, setara 53% dari total saham saham ini, Mei 2022. Dana hasil RI akan digunakan untuk memperkuat modal inti, penyaluran kredit, dan mendanai biaya operasional.
RHB, yang baru meriset BBYB, tak ragu menyematkan rekomendasi buy dengan target harga Rp 3.100. Sayang, saham BBYB belakangan ini melorot. Berdasarkan data Google Financial, dalam sebulan terakhir, saham BBYB ambles 17,7% ke level Rp 1.860. Support kuat saham BBYB berada di level Rp 1.785, berdasarkan harga terendah pada 27 Januari 2022. (avn)
Discussion about this post