Jakarta, Fundflow – Potensi keuntungan (gain) saham PT Surya Eka Perkasa Tbk (ESSA) bisa 100% lebih tahun ini, seiring proyeksi ledakan kinerja keuangan perseroan, didorong reli harga amonia. Credit Suisse (CS) memberikan penjelasan ilmiah yang melandasi proyeksi tersebut.
CS menilai, ESSA bakal diuntungkan oleh reli harga amonia yang berlangsung kuartal IV-2021 dan bakal berlanjut tahun ini. Manajemen ESSA dalam pertemuan dengan sejumlah analis menyebutkan, harga amonia kini berkisar US$ 800-900 per ton vs kuartal III US$ 530 per ton, kuartal II US$ 300 per ton, dan kuartal I tahun lalu US$ 500 per ton.
Dengan asumsi harga jual rata-rata amonia US$ 900 per ton dan biaya produksi US$ 300-350 per ton, CS memprediksi EBITDA ESSA dari operasional amonia mencapai US$ 400-450 juta tahun ini. Alhasil, CS menetapkan net present value (NPV) ESSA berkisar Rp 17-23 triliun, dengan valuasi 6-7 kali EV/EBITDA, sejalan dengan pemain urea dan amonia global berkisar 7-9 kali. NPV itu jauh di atas kapitalisasi pasar (market cap) ESSA saat ini Rp 10 triliun.
Merujuk hitungan itu, saham ESSA bisa naik 100% lebih, menyesuaikan NPV alias market cap yang adil. Indikasi ini mulai terlihat dalam beberapa pekan terakhir. Selama 2022, saham ESSA melejit 24% ke level Rp 645. Katalis utamanya adalah reli harga amonia dunia.
Sejauh ini, lonjakan harga amonia sudah terefleksi di kinerja keuangan ESSA. Kuartal III-2021, perseroan membukukan pendapatan dari amonia US$ 90 juta, dibandingkan kuartal II dan I sebesar US$ 59 juta dan US$ 622 juta.
CS mencatat, utilisasi pabrik amonia ESSA Oktober dan Desember 2021 menyentuh 100%, sejalan dengan rata-rata historis 110-120%. Kemungkinan ada jadwal perawatan mesin selama tiga pekan tahun ini, kendati belum final.
“Per kuartal III-2021 biaya produksi amonia ESSA mencapai US$ 290 per ton, naik 50% dari normal US$ 200 per ton. Namun, kenaikan ini di bawah lonjakan harga gas 5-6 kali di Uni Eropa dan Asia,” tulis CS dalam catatan harian tentang rangkuman pertemuan analis dengan manajemen ESSA, Kamis (3/2/2022).
Discussion about this post