Jakarta, Fundflow – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI) memang mencetak lonjakan laba bersih fenomenal pada 2021, sebesar 232% menjadi Rp 10,9 triliun, 10% di atas konsensus analis. Namun, di balik angka itu, kredit macet BNI masih tinggi, Rp 21,5 triliun.
Berdasarkan catatan Mandiri Sekuritas (Mansek), Rabu (26/1/2022), rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) BNI mencapai 3,7% per Desember 2021, lebih rendah dari September tahun lalu 3,8% dan 2020 sebesar 4,25%. Biaya kredit mencapai 3,2% tahun lalu, turun dari 2020 sebesar 3,9%.
Biaya kredit menyentuh puncak kuartal IV-2021 sebesar 3,1% dari kuartal sebelumnya 2,8%. Coverage pinjaman berisiko (loan at risk/LAR) mencapai 37% Desember 2021, naik dari September 34,4% dan Desember 2020 25,5%. Sementara itu, pendapatan bunga bersih BNI tumbuh 36% sepanjang 2021.
Mansek memasang rekomendasi buy BBNI dengan target harga Rp 8.000. Saat ini, BBNI diperdagangkan dengan PBV 2022 0,9 kali. (avn)
Discussion about this post