JAKARTA, Fundflow – PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) diprediksi masih bisa untung besar tahun ini, meski pemerintah berencana menerapkan pajak ekspor progresif feronikel dan nickel pig iron (NPI). Alasannya, harga nikel masih tinggi, sebesar US$ 22 ribu ton, sehingga bisa menetralisir dampak negatif pajak ekspor.
Seiring dengan itu, saham ANTM masih menarik untuk dikoleksi, meski sepanjang tahun ini sudah ambles 18%. Hal itu tertuang dalam laporan riset CLSA tertanggal Rabu (19/1/2022).
CLSA menulis, ekspor feronikel diprediksi menyumbangkan sepertiga laba kotor Antam tahun ini. Dengan demikian, pendapatan dari bisnis feronikel Antam bisa terganggu oleh penerapan pajak ekspor.
Hitungan CLSA, tarif pajak ekspor 2% bisa berimbas 2,5% ke laba bersih setelah pajak Antam, berdasarkan estimasi harga nikel US$ 22 ribu per ton. Meski begitu, harga nikel yang tinggi diharapkan bisa mengatasi efek negatif pajak ekspor.
Selain itu, CLSA menulis, Antam siap menggenjot penjualan bijih nikel hingga 33% menjadi 10 juta ton tahun ini. Hal ini bakal mendongkrak kinerja keuangan Antam.
CLSA memprediksi pendapatan dan laba bersih Antam tahun ini masing-masing mencapai Rp 31 triliun dan Rp 3,3 triliun. CLSA merekomendasikan buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.400 dalam 12 bulan ke depan.
Discussion about this post