Jakarta, Fundflow – PT Bank Permata Tbk (PermataBank) sepanjang semester I-2022 meraup laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,4 triliun atau melejit 123,7% year on year (yoy). Pertumbuhan laba bersih itu dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp 5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6% (yoy) didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7% (yoy).
“Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi PermataBank sebagai universal bank dalam memberikan produk dan layanan pada seluruh segmen lintas generasi serta memperkuat posisi Bank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia,” ujar Direktur Utama PermataBank Meliza M. Rusli dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022)
PermataBank juga mencapai pertumbuhan aset sebesar 7,9% (yoy) menjadi sebesar Rp 230 triliun. Lebih lanjut, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 33,9% menjadi Rp 994 miliar dibandingkan Rp 1,5 triliun tahun lalu seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2% atau membaik 11,8% dibandingkan rasio BOPO di semester pertama tahun lalu sebesar 86,0%.
Penyaluran kredit PermataBank juga tercatat tumbuh 11,4% (yoy) menjadi sebesar Rp 134,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 14,2% dan 19,5%. Sejalan dengan hal ini, rasio RIM Bank juga mengalami perbaikan menjadi 78% dari sebelumnya 70% di kuartal I tahun 2022.
Adapun rasio NPL gross di akhir bulan Juni 2022 terjaga pada level 3,1% membaik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2021 sebesar 3,2%. Rasio NPL net yang mencerminkan prudensi dalam pembentukan cadangan kerugian kredit juga mengalami perbaikan menjadi 0,5% dibandingkan dengan 0,7% di akhir Desember 2021 lalu.
Sedangkan rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran 230%, atau meningkat dibandingkan 218% di periode yang sama tahun lalu. “PermataBank terus mengupayakan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset,” ujar Meliza.
Dari sisi pendanaan, simpanan nasabah tumbuh solid sebesar 10,3% (yoy) terutama dikontribusi dari pertumbuhan giro sebesar 37,7% dan tabungan sebesar 11,2% sesuai dengan strategi PermataBank untuk terus memfokuskan pertumbuhan CASA. Sejalan dengan hal ini, rasio CASA Bank meningkat menjadi 58,7%, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar 54,0%.
“Dengan demikian posisi likuiditas PermataBank terjaga dengan baik untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih kompetitif dalam jangka panjang,” ucap Meliza.
Menurut dia, rasio permodalan PermataBank adalah salah satu yang terkuat di antara 10 besar bank komersial, dengan rasio CAR dan CET-1 masing-masing sebesar 33% dan 25%, dimana hal ini menjadi key enabler bagi Bank untuk mempercepat pertumbuhan bisnis baik secara organik maupun anorganik.
Pada kuartal II tahun ini, PermataBank juga telah membagikan dividen sebesar Rp 307 miliar atau sebesar Rp 8,5 per lembar saham dalam bentuk dividen tunai untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 kepada para pemegang saham yang berhak.
Tak ketinggalan PermataBank juga terus berinvestasi dalam teknologi digital yang mendukung pertumbuhan volume dan penjualan yang lebih cepat. Selama tengah tahun pertama 2022 jumlah total transaksi e-channel Bank meningkat 24,2% (yoy) serta jumlah pengguna PermataMobile X meningkat 42% (yoy).
Discussion about this post