Jakarta, Fundflow – Masih soal PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI), yang sebelumnya sudah dibahas. Ternyata, pendapatan bunga BNI kuartal I-2022 hanya Rp 12,2 triliun alias berada titik nadir sejak kuartal III-2017 hingga saat ini.
CGS-CIMB mencatat, jumlah itu turun 2% secara tahunan dan 3% secara kuartalan. Pemicunya adalah penurunan imbal hasil aset pinjaman rupiah sebesar 60 basis poin secara tahunan dan rendahnya pertumbuhan kredit dalam dua tahun terakhir.
Sementara itu, beban bunga hanya turun 1% secara tahunan. Imbasnya, NIM turun menjadi 4,5%, lebih rendah dari panduan manajemen 4,6-4,8%.
Tetapi, sama seperti Trimegah, CGS menilai ada hal baik di tubuh BNI. Pertama, tentunya kualitas aset membaik. Kredit berisiko (LAR) turun menjadi 22% dengan coverage 39%.
Kedua, BNI telah membatalkan rencana rights issue tahun ini lantaran modal tebal. Ketiga, rencana pengembangan bank digital bersama induk Shopee, Sea.
“Kami mempertahankan rekomendasi add BBNI dengan target harga Rp 8.710,” tulis CGS, belum lama ini. (avn)
Discussion about this post