Jakarta, Fundflow – Jumlah pengguna aplikasi wondr BNI terus naik. Hal ini diharapkan bisa membuat dana pihak ketiga bank (DPK) sekaligus dana murah (CASA) itu terdongkrak.
Diluncurkan pada 5 Juli 2024, wondr by BNI langsung mendapatkan respons positif dari nasabah. Dalam kurun waktu satu bulan, aplikasi ini telah berhasil menarik lebih dari 1,2 juta pengguna, dan hingga September 2024 jumlah tersebut meningkat menjadi 2 juta pengguna. Tingkat penggunaan aktif atau active rate dari aplikasi ini pun mencapai 65%, jauh melampaui platform sebelumnya, BNI Mobile, yang hanya mencatat active rate sebesar 30%.
Tidak hanya dari segi jumlah pengguna, frekuensi transaksi melalui wondr by BNI tercatat dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan BNI Mobile. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi terbaru ini berhasil menarik minat nasabah untuk lebih aktif bertransaksi, yang tentunya menjadi sinyal positif bagi BNI atau nama lengkapnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI/BBNI) dalam meningkatkan kinerja bisnis.
Victoria Venny, analis dari MNC Sekuritas, menilai peluncuran wondr by BNI sebagai langkah ambisius yang memberikan hasil signifikan dalam waktu singkat.
“Aplikasi ini dikembangkan hanya dalam satu tahun dengan kolaborasi yang kuat antara tim TI dan digital. Hasilnya luar biasa dengan 1,2 juta pengguna pada bulan pertama dan 2 juta pada September 2024, dengan rasio pengguna aktif sebesar 65%, dua kali lipat dari aplikasi sebelumnya,” ujar Venny dalam laporannya, dikutip Kamis (10/10/2024).
Aplikasi ini, kata dia, juga diharapkan dapat membantu BNI menggalang CASA, sejalan dengan peningkatan jumlah pengguna mobile banking. Pada kuartal II-2024, sekitar 69% tabungan nasabah ritel berasal dari pengguna mobile banking.
Dengan peluncuran wondr by BNI dan tren digitalisasi perbankan, biaya dana atau cost of fund (CoF) BNI diharapkan dapat terjaga sehingga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) tetap stabil.
“Investasi besar yang digelontorkan BNI untuk pengembangan aplikasi ini mencapai US$ 100 juta. BNI juga memiliki rencana strategis untuk memperluas layanan aplikasi ke segmen korporat guna mengoptimalkan CoF dan menyediakan layanan keuangan yang lebih komprehensif. Hal ini menjadikan BNI sebagai salah satu pelopor dalam perbankan transaksi,” ungkap dia.
Hingga akhir Agustus 2024, BNI (bank only) berhasil mencatatkan DPK sebesar Rp 745 triliun, naik 3,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan simpanan nasabah dalam bentuk tabungan, yang mencapai Rp 240 triliun, meningkat 7,3% secara tahunan.
Sementara itu, giro cenderung stagnan dan deposito hanya tumbuh sebesar 3,7%. Dengan demikian, porsi dana murah atau CASA BNI tetap stabil di angka 70%.
“Peningkatan di masa mendatang dan fitur-fitur baru dapat ditambahkan dengan cepat, dan kemampuan aplikasi yang tangguh dalam kemudahan bertransaksi, wawasan keuangan, dan perencanaan pertumbuhan, termasuk opsi investasi eksklusif, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pendapatan biaya jangka panjang,” kata Venny.
Discussion about this post