Jakarta, Fundlfow – Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kena autoreject bawah (ARB), Jumat (28/10/2022). Namun, CLSA, broker saham asing, malah menaikkan target harga saham Unilever dari Rp 4.050 menjadi Rp 5.800.
Dalam catatannya, CLSA menilai, kinerja keuangan Unilever kuartal III tahun ini memang di bawah estimasi. Laba bersih hanya naik 5,3% menjadi Rp 4,6 triliun. Kendati begitu, CLSA senang melihat strategi manajemen, termasuk menggenjot pangsa pasar dan distributor.
CLSA mencatat, 65% portofolio Unilever mencetak kenaikan pangsa pasar selama dua kuartal terakhir. Ini disebabkan perseroan agresif menaikkan belanja iklan. Per September 2022, belanja rasio belanja iklan terhadap penjualan mencapai 7,4%, tertinggi sepanjang sejarah. Tren ini diprediksi berlanjut sampai tahun depan.
Divisi perawatan rumah, kecantikan, dan nutrisi Unilever mencetak kenaikan pangsa pasar tertinggi, sedangkan produk kecantian, deodoran, dan skincare meraup pertumbuhan tinggi.
Selain menggenjot iklan, CLSA mencatat, Unilever sangat kuat menahan kenaikan harga jual. Sampai semester I tahun ini, perseroan hanya menaikkan harga jual 12% di tengah lonjakan harga bahan baku. Ini membuat daya saing Unilever di segmen pembersih wajah dan sabun cuci piring sangat kuat.
“Perseroan berencana mengurangi harga jual rata-rata demi mempertahankan pangsa pasar dan berharap harga komoditas turun tahun depan. Tetapi, profitabilitas masih tertekan, seiring kenaikan harga produk petrokimia, kendati harga CPO turun,” tulis broker itu.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan kenaikan pendapatan 5,02% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp 31,53 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2022. Sejalan dengan itu, laba bersih UNVR tumbuh 5,31% YoY menjadi Rp 4,61 triliun. (avn)
Discussion about this post