Jakarta, Fundflow – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN/BBTN) mencetak pertumbuhan laba bersih 49% menjadi Rp 1,1 triliun per Mei 2022. Namun, laba bersih bank spesialis KPR ini ambruk 71% menjadi Rp 66 miliar pada Mei 2022 vs bulan sebelumnya, seiring penurunan margin bunga bersih dan kenaikan biaya kredit.
Dalam catatan harian Mandiri Sekuritas (Mansek), Rabu (22/6/2022), disebutkan, laba bersih BTN per Mei 2022 setara 38% dan 39% estimasi setahun penuh versi konsensus analis dan Mansek.
Mansek mencatat, pendapatan operasional sebelum provisi BTN naik 50% menjadi Rp 2,9 triliun per Mei 2022, terutama didorong penghematan 124 basis poin biaya dana.
Pertumbuhan kredit BTN mencapai 7% per Mei 2022 dan stabil di Mei vs April. Selanjutnya, DPK tumbuh 8% per Mei 2022 dan stabil secara mom, dana murah tumbuh 15% yoy dan turun 2% mom, deposito berjangka tumbuh 2% yoy dan 1% mom. Rasio dana murah turun menjadi 44,1% pada Mei 2022 dibandingkan sebelumnya 44,9%. Adapun LDR naik menjadi 94,1% pada Mei dari 93,8% pada April.
Per Mei 2022, NIM naik menjadi 3,9%, dibandingkan periode sama tahun lalu 3,1%. Namun, secara mom, NIM ambles ke 3,4% dari 4,2%, seiring turunnya yield dan normalisasi biaya dana.
Rasio biaya terhadap laba bersih turun menjadi 56,8% per Mei 2022 dibandingkan periode sama tahun lalu 65,1%. Secara mom, rasio ini turun menjadi 54% dari 60%.
Per Mei lalu, provisi membengkak 59% menjadi Rp 1,5 triliun, sedangkan biaya kredit naik 42 bps menjadi 1,3% dari 0,9%, melampaui panduan 2022 1,1-1,2%. Secara bulanan, biaya kredit naik menjadi 1,9% pada Mei 2022 dibandingkan April 2022 1,2%. Adapun rasio provisi terhadap total kredit membengkak menjadi 5,3% dari 5,2%.
Mansek masih mempertahankan rekomendasi buy BBTN, dengan target harga Rp 2.300. Saham BBTN menarik, lantaran kini diperdagangkan dengan PBV di bawah 1 kali, tepatnya 0,7 kali.
Discussion about this post