Jakarta, Fundflow – Kasus Covid-19 turun drastis dibandingkan puncak gelombang kedua, Juli 2021, di atas 57 ribu. Hal ini diprediksi membuat PT Medialoka Hermina Tbk (HEAL) boncos, sehingga target harga sahamnya dipangkas oleh CGS-CIMB.
Analis CGS-CIMB Patricia Gabriela dan Marcella Regina menyatakan, kasus Covid-19 ternyata memberikan margin tinggi ke Hermina. Alhasil, margin laba kotor Hermina tahun lalu diprediksi naik tajam menjadi 51,2% dari 2019 sebesar 44,1%.
“Artinya, penurunan kasus Covid-19 yang dalam, akan melukai margin Hermina,” tulis dua analis itu dalam laporan riset, belumlama ini.
Mereka menyatakan, pemerintah telah mengubah skema reimbursement perawatan pasien Covid-19 dari per hari menjadi per kasus. Ini juga bakal menggerogoti margin. Adapun margin bisa naik, jika kehadiran varian baru Corona, Omicron, mampu memicu lonjakan kasus Covid-19 lagi, sebagaimana yang terjadi di varian Delta.
Hingga kini, kasus baru Covid-19 masih di bawah 1.000, kendati dalam tren meningkat. Beberapa analis memprediksi puncak lonjakan kasus baru Covid-19 terjadi pada Februari 2022, dipicu liburan Natal dan Tahun Baru. DKI Jakarta sudah menaikkan status PPKM ke level 3, Senin (17/1/2022).
Mereka memprediksi margin laba kotor Hermina kembali normal pada 2022, sebesar 46%, sedangkan margin EBITDA turun 4,3% menjadi 28,5%. Imbasnya, laba bersih 2022 diprediksi turun 15%.
CIMB memangkas proyeksi laba bersih per saham (EPS) Hermina sebesar 13 dan 14% untuk 2022 dan 2023. Adapun proyeksi EPS 2021 dikerek 9%. Pendapatan dan laba bersih Hermina 2022 diprediksi Rp 5,7 triliun dan Rp 732 miliar vs 2021 Rp 5,7 triliun dan Rp 859 triliun.
Broker ini menetapkan rekomendasi hold HEAL. Target harga HEAL dipangkas dari Rp 1.130 ke Rp 1.100, dibandingkan kemarin Rp 1.105. (avn)
Discussion about this post