Jakarta, Fundflow – Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) masih bisa lari, meski diteror rencana penerapan pajak ekspor NPI dan feronikel. Broker asing CLSA membubuhkan rekomendasi buy saham ANTM, dengan target harga tinggi, Rp 3.400, dibandingkan Jumat (4/2/2022) Rp 1.810.
CLSA menilai, pajak ekspor feronikel tak akan menggebuk kinerja Aneka Tambang alias Antam. Sebab, hal itu bisa dikompensasi oleh harga nikel yang sedang tinggi-tingginya, sekitar US$ 22 ribu per ton.
“Stok nikel LME terus berkurang, didorong tingginya permintaan nikel sulfat. Kami prediksi harga nikel tahun ini tetap tinggi, dimotori ketatnya pasokan nikel sulfat, baha baku sel baterai mobil listrik,” tulis CLSA dalam laporan riset, belum lama ini.
Manajemen Antam memandu penjualan bijih nikel tahun ini naik 33% menjadi 10 juta ton. Ini belum mencakup kontrak pembelian tambahan nikel limonit dari konsumen yang berencana menggenjot kapasitas produksi feronikel.
CLSA menganggap feronikel Indonesia masih kompetitif, kendati nantinya ada pajak ekspor komoditas tersebut. Feronikel adalah produk turunan bijih nikel yang diproduksi Antam.
CLSA memprediksi pendapatan Antam tahun ini mencapai Rp 31 triliun, naik dari 2021 sebesar Rp 27,8 triliun. Laba bersih ditaksir melejit menjadi Rp 3,3 triliun dari estimasi 2021 Rp 2,4 triliun.
Target harga ANTM Rp 3.400 versi CLSA menggunakan proyeksi EV/EBITDA 12 kali, diskon besar dibandingkan para pesaing. Selain ditopang operasional, pergantian direksi akan menopang kinerja Antam. Sebab, direksi baru diperintahkan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis. (yus)
Discussion about this post