Jakarta, Fundflow – Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) jeblok tahun lalu, dengan penurunan 19,6% menjadi Rp 5,76 triliun. Alhasil, rekomendasi diturunkan broker asing CGS CIMB menjadi reduce dari sebelumnya hold, sedangkan target harga dicukur dari Rp 5.200 ke Rp 3.500, berdasarkan PER 2022 sebesar 22 kali.
Kuartal IV-2021, kinerja keuangan perseroan lemah, terlihat pada penurunan laba bersih 20% menjadi Rp 1,38 triliun. Adapun laba bersih sepanjang 2021 sejalan dengan proyeksi CIMB CGS dan 96% konsensus analis.
Penjualan Unilever pada periode itu turun 10% secara year on year dan 3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini bertolak belakang dengan ekonomi nasional yang tumbuh 5%. Hal itu disebabkan turunnya penjualan bisnis perawatan tubuh dan mamin 12% dan 4%.
Hal buruk lainnya, margin laba kotor turun 5,5% menjadi 47,6%, terendah sejak 2010. Untung biaya operasional turun 175, lantaran turunnya biaya iklan dan pemasaran sebesar 42%.
CGS CIMB memprediks penjualan Unilever tahun ini tumbuh 5%, sejalan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi. Seiring prediksi inflasi yang melambung, perseroan diharapkan bisa lebih agresif menaikkan harga jual, yakni 3% vs 2021 sebesar 1,5%.
Discussion about this post