Jakarta, Fundflow – Saham bank digital masih gurih dan punya prospek cerah, mengingat adopsi teknologi informasi di Indonesia sangat sangat pesat. Jadi, ada baiknya investor mencermati fundamental yang dijanjikan bank digital ke depan, sebelum ikutan membuang saham-saham sektor ini.
Memang, BRI Danareksa mengakui, saham bank digital hancur lebur sepanjang tahun ini. Tetapi, penyebab penurunan ini ternyata bukan fundamental perusahaan, melainkan lebih ke sentimen yang kurang mendukung, yakni rendahnya minat investor ke saham teknologi dan perlambatan likuiditas global. Ini membuat investor tidak melihat nilai intrinsik saham bank digital yang besar.
Sepanjang tahun ini, broker itu mencatat, saham bank digital underperformed indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 41%. Sebanyak dua jagoan saham bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) ambles 60%.
Broker ini menilai, pergerakan saham bank digital berkorelasi erat dengan indeks saham teknologi BEI, asep kripto, ketimbang saham bank konvensional. Itu sebabnya, BRI Danareksa mengajak investor untuk memahami lebih baik fundamental yang ditawarkan bank digital ke depan.
“Kami menemukan fakta bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga terhubung kuat dengan pergerakan harga saham bank digital,” tulis broker itu.
Ada dua saham pilihan BRI Danareksa di sektor ini, yakni ARTO dan BBYB, dengan rekomendasi buy dan hold serta target harga masing-masing Rp 7.600 dan 1.000. (avn)
Discussion about this post