Jakarta, Fundflow – Ada tiga saham nikel pilihan CLSA di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM), dan Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) alias Harita Nickel. Kisaran cuan tiga saham ini 27-26%.
Menurut CLSA, ada dua angin katalis saham nikel. Pertama, kenaikan harga nikel sebesar 10% di LME dalam dua pekan terakhir, sejalan dengan pelemahan dolar AS dan pergerakan logam dasar lainnya. Ke depan, penurunan berkelanjutan FFR dalam 6-12 bulan ke depan akan melemahkan dolar AS, sehingga bisa mendongkrak harga nikel.
Angin kedua, tulis CLSA, adalah dirilisnya stimulus moneter Cina, yang bakal meningkatkan permintaan logam dasar, kendati perbaikan fundamental memang harus dilihat.
CLSA mencatat, harga bijih nikel Antam dipatok berdasarkan harga nikel di LME, sedangkan nikel matte Vale yang diambil Sumitomo Metal Mining dipatok 79% dari harga bursa itu. Sementara itu, harga MHP juga tidak langsung berhubungan di LME.
CLSA mencatat, penjualan bijih nikel Antam memang di bawah panduan pada 2024. Namun, tahun depan jumlahnya diprediksi naik 50% menjadi 15 juta ton dari estimasi 2024 sebanyak 10 juta ton.
CLSA menurunkan proyeksi EBITDA dan laba bersih Antam 2024 sebesar 28% dan 16%, namun menaikkannya pada 2025 sebesar 12% dan 11%. Broker ini meneruskan valuasi saham ANTM ke tahun 2025.
Sama, proyeksi EBITDA dan laba bersih Vale juga diturunkan menjadi 17% dan 28% tahun ini, namun proyeksi tahun depan tidak berubah. Valuasi juga diteruskan ke tahun 2025.
CLSA menetapkan rekomendasi outperform saham INCO dengan target harga Rp 5.500, mencerminkan kenaikan 27,9% dari harga saat riset ini ditulis sebesar Rp 4.300. Saham ANTM diupgrade menjadi outperform, demikian pula target harganya dari Rp 1.750 menjadi Rp 1.900.
CLSA lalu menetapkan rekomendasi outperform saham NCKL dengan target harga Rp 1.250, mencerminkan potensi kenaikan 36,6% dari harga Rp 915. (avn)
Discussion about this post