Jakarta, Fundflow – PT BFI Finance Tbk (BFIN) bakal untung gede, sekitar Rp 1 triliun, dari penjualan saham simpanan yang rencananya dilakukan kuartal III-2022. Sebab, harga beli rata-rata saham simpanan hanya Rp 252, jauh di bawah harga pasar penutupan perdagangan di BEI sebelum libur Lebaran Rp 1.285.
Adapun total saham simpanan BFIN mencapai 1 miliar, berdasarkan laporan keuangan perseroan. Dengan demikian, total penjualan saham simpanan bisa Rp 1,2 triliun, menggunakan harga Rp 1.200-an. Maka tak heran BFIN terkesan ngotot menjual saham simpanan ini. Rencana ini akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), Juni mendatang.
Berdasarkan catatan Mandiri Sekuritas (Mansek), belum lama ini, BFIN tadinya berniat melepas saham simpanan alias treasury stock bersamaan dengan tender offer yang dilakukan Trinugraha Capital & Co. SCA (TC), pengendali baru perseroan, yang dimiliki sang konglomerat Boy Thohir, Northstar dan Jerry Ng.
Namun, rencana itu batal, karena tidak memenuhi syarat penjualan saham simpanan. Berdasarkan regulasi, harga penjualan saham simpanan harus di atas rata-rata harga pembelian, dalam hal ini cocok, dan lebih tinggi dari harga rata-rata 90 hari sebelum penjualan. Kita tahu harga BFIN sudah di atas Rp 1.200-an sejak Februari, sehingga tak memenuhi syarat penjualan.
“Tetapi, perseroan tetap akan menjual saham simpanan dan akan meminta restu para pemegang saham,” tulis Mansek.
Di sisi lain, BFIN lagi gila tahun ini. Per Maret 2022, perseroan meraup laba bersih Rp 400 miliar, naik 73% dari periode sama tahun lalu, 29% dan 30% dari proyeksi setahun Mansek dan konsensus analis. Mansek menetapkan rekomendasi buy BFIN dengan target harga Rp 1.600. (avn)
Discussion about this post