Jakarta, Fundflow – Gambaran kinerja operasional PT Bumi Resources Minerals (BRMS) terungkap dalam key takeaways bersama para analis, seperti ditulis BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS). Intinya, produksi emas perseroan diprediksi terus bertumbuh ke depannya.
BRIDS mencatat, produksi PT Citra Palu Minerals (CPM), anak usaha BRMS, ditargetkan mencapai 35 ribu ounces (koz) pada 2024, lalu naik menjadi 50 koz tahun 2025. Namun, bisa saja produksi tahun depan menembus 60 koz.
Biaya produksi kas CPM mencapai US$ 1.100-1.300 per oz. Perseroan akan mengumumkan cadangan JORC CMP pada Novemver 2024, seiring adanya tambahan cadangan dengan kalori lebih tinggi di bawah tanah.
Pabrik emas ketiga akan menggunakan teknologi heap leach untuk memproses emas berkadar rendah (kurang dari 1 gram per ton). Kapasitas awal mencapai 2.000 oz per tahun, tetapi bisa dinaikkan menjadi 4.000 oz per tahun.
Garis waktu CPM adalah selama 2024-semester I-2027 menggarap tambang terbuka dengan kadar 1,5-2 gram per ton. Selepas semester I-2027, akan dimulai penggarapan tambang bawah tanah dengan kadar di atas 3,5 gram per ton.
“Perseroan segera mengumumkan kebutuhan capex untuk penambangan bawah tanah, begitu cadangan JORC dan studi dirampungkan,” tulis BRIDS, dikutip Rabu (9/10/2024).
Sementara itu, proyek smelter emas Gorontalo Minerals ditunda hingga Juni 2026 dari tadinya awal 2025. Penyebabnya adalah perpanjangan eksplorasi di area perusahaan.
Sebelumnya, dari sisi cadangan, merujuk daya Bloomberg dan Verdhana, MDKA menjadi pemain emas terbesar di BEI, yakni sebanyak 32 juta oz, lalu BRMS 9,3 juta oz, ARCI 5,4 juta oz, dan PSAB 6,4 juta oz.
Discussion about this post