Jakarta, Fundflow – Grab babak belur di bursa saham Nasdaq, Amerika Serikat (AS), lantaran jebloknya kinerja keuangan. Apa GoTo juga bakal bernasib serupa ketika listing di Bursa Efek Indonesia, April mendatang?
Saham Grab, yang berbasis di Singapura sudah rontok 77,33% ke level US 3,12, dibandingkan harga penawaran umum perdana saham (IPO). Market cap tinggal US$ 11,62 miliar.
Dilansir Strait Times, Grab membukukan kerugian US$ 1,1 miliar kuartal IV tahun lalu, membengkak dari US$ 635 juta, sedangkan pendapatan ambles 44% menjadi US$ 122 juta. Sepanjang 2021, kerugian perusahaan ride hailing ini melonjak menjadi US$ 3,4 miliar dari US$ 2,6 miliar. Padahal, GMV mencapai US$ 16 miliar, di atas proyeksi US$ 15-15,5 miliar.
Trimegah Sekuritas menilai, penurunan tajam saham Grab dipicu hasil kuartal IV-2021 yang mengecewakan. Ini menunjukkan pemodal kini fokus pada performa keuangan, ketika melihat perusahaan teknologi. Apalagi, kita tahu semua, valuasi perusahaan teknologi terlalu mahal.
Di sisi lain, GoTo akan menggelar IPO saham dengan melempar 59,8 miliar saham, dengan banderol penawaran Rp 316-346. Perseroan juga akan melepas 7,8 miliar saham lewat opsi green shoe. Dengan demikian, total dana yang diraup perseroan berkisar Rp 18,8-20,6 triliun.
Mandiri Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas Indonesia menjadi penjamin emisi IPO GoTo. Adapun listing ditargetkan berlangsung 4 April 2022. (avn)
Discussion about this post