Jakarta, Fundflow – Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menilai ada ancaman yang mengintai saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Sebab, saham ini sudah naik 48,6% saat riset SSI tentang ADRO dibuat.
Selain itu, ada risiko sell off begitu ADRO kelar membayar dividen berkisar US$ 2,4-2,6 miliar. Manajemen secara resmi sudah mengusulkan dividen final US$ 2,6 miliar atau setara Rp 41,4 triliun, ekuivalen Rp 1.300-an per saham.
Sementara itu, SSI menyebut kelemahan Adaro adalah pendapatan turun pada kuartal III-2024, seiring koreksi harga jual rata-rata menjadi US$ 78,2 per ton, terpangkas 4,7% secara kuartalan dan 11,2% secara tahunan.
Kemudian, rasio nisbah kupas naik 22% menjadi 5 kali dan pemindahan lapisan penutup naik 7,4% secara tahunan menjadi 98 juta ton.
Akan tetapi, Adaro juga punya kekuatan, yakni laba bersih kuartal III tahun ini naik 22% secara tahunan menjadi US$ 41,6 juta. Beban bunga juga turun 15% menjadi US$ 23,3 juta. Margin laba bersih naik 90 bps secara kuartalan, ditopang oleh kenaikan margin kas 10,5% menjadi US$ 31,9 per ton.
Peluang dan Target Harga