Jakarta, Fundflow – PT Indika Energy Tbk (INDY) boncos berat dari divestasi saham dua mantan anak usaha, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) dan PT Petrosea Tbk (PTRO). Hitungan Mandiri Sekuritas (Mansek), Indika rugi sekitar US$ 144 juta dari dua transaksi itu.
Mansek memerinci, kerugian divestasi MBSS US$ 98 juta dan PTRO US$ 46 juta. Semua itu diambil Indika demi mewujudkan visi menurunkan emisi karbon, dengan melepas sejumlah aset batu bara.
Sejalan dengan itu, Mansek mencatat, laba bersih Indika tahun lalu hanya US$ 58 juta, di bawah prediksi Mansek US$ 144 juta. Namun, hal itu lebih baik dibandingkan 2020 yang rugi US$ 118 juta.
Ini sangat disayangkan, mengingat operasional perseroan sangat kuat, ditopang lonjakan harga batu bara. Pendapatan Indika tahun lalu melesat 69% menjadi US$ 3,1 miliar, sedangkan laba usaha meroket US$ 975 juta dan EBITDA 118% menjadi US$ 871 juta. Harga jual rata-rata batu bara (ASP) Indika melesat 83%.
Akan tetapi, pendapatan dari jasa energi ambles 45%, seiring jebloknya kinerja Tripatra. Margin laba kotor naik dari 25,2% menjadi 29,9%, sedangkan margin laba usaha dari 4% ke 9,6%.
“Kami perkirakan tren penguatan kinerja Indika berlanjut 2022, lantaran Kideco, anak usaha Indika, akan diuntungkan oleh kenaikan harga batu bara dan rendahnya biaya produksi,” tulis Mansek dalam catatan harian, belum lama ini.
Discussion about this post