Jakarta, Fundflow – PT Indosat Tbk (ISAT) mengincar tambahan EBITDA US$ 50-100 juta pada 2025 dan 2026 dari sejumlah kontrak bisnis nonseluler yang sedang dijajaki. Sementara itu, bisnis data perseroan diprediksi tumbuh solid, seiring konsolidasi industri.
Mandiri Sekuritas (Mansek) mencatat, ISAT melihat tren konsolidasi di industri telko, di mana konsumen kini menghabiskan uang untuk memilih satu operator, ketimbang banyak. Ini mendorong ISAT alias IOH menaikkan harga paket berkisar 6-7%.
Sebagai tambahan, IOH mulai memungut PPN ke produk murah, berkisar Rp 5-10 ribu. Manajemen kini fokus mendorong satu merek di pasar baru, ketimbang banyak merek.
Di bisnis nonseluler, Mansek mencatat, tambahan EBITDA diprediksi datang dari penawaran GPU as service. Pelanggannya adalah korporasi dari berbagai sektor seperti layanan public, keuangan, dan migas.
Atas dasar itu, Mandiri Sekuritas (Mansek) menetapkan rekomendasi overweight saham ISAT dengan target harga tinggi Rp 3.125, mencerminkan potensi kenaikan 31,9% saat riset ditulis di harga Rp 2.370. (avn)