Jakarta, Fundflow – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), perusahaan investasi Grup Bakrie, berbalik untung Rp 121 miliar per September 2022, dibandingkan periode sama tahun lalu rugi bersih Rp 53,8 miliar. Hal ini dipicu kenaikan pendapatan dan keuntungan penjualan aset tetap dan pelepasan saham.
Berdasarkan laporan keuangan BNBR di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (28/10/2022), per September 2022, pendapatan perseroan mencapai Rp 2,3 triliun, naik dari Rp 1,5 triliun di periode sama tahun lalu. Perseroan mencetak keuntungan penjualan aset tetap Rp 172 miliar dan pelepasan saham Rp 103 miliar.
Laba usaha cukup solid, sebesar Rp 88,2 miliar dari Rp 2,7 miliar. Ini menandakan perusahaan mampu meraih cuan besar dari kegiatan operasional.
Arus kas per September 2022 juga sangat kuat. Kas dari aktivitas operasi mencapai Rp 1 triliun, sedangkan kas bersih dari operasi Rp 967 miliar. Kas dan setara kas mencapai Rp 123 miliar, naik dari Rp 92 miliar.
Sayang, defisit BNBR masih sangat besar, Rp 19,9 triliun dari Rp 20 triliun. Defisit itu disebabkan akumulasi kerugian selama bertahun-tahun. Perseroan sedang berupaya mengatasi masalah ini.
Sementara itu, ekuitas mencapai Rp 1,5 triliun, naik dari Rp 1,3 triliun, sedangkan liabilitas Rp 15,6 triliun. Alhasil, total aset mencapai Rp 17,1 triliun, naik dari Rp 15,2 triliun.
Dalam laporan itu jelas disebutkan, perseroan akan fokus menggarap bisnis manufaktur dan infrastruktur, meninggalkan investasi saham. Per September 2022, bisnis ini mendatangkan pemasukan Rp 1,5 triliun, sedangkan fabrikasi dan konstruksi Rp 760 miliar.
BNBR menggarap bisnis infrastruktur melalui PT Bakrie Building Industries (BBI), PT Bakrie Metal Industries (BMI), PT Bakrie Harper, PT Bakrie Pipe Industries, dan PT Bakrie Construction. Di bisnis manufaktur, tepatnya manuufaktur komponen otomotif, ada PT Bakrie Autoparts dan PT VKTR Teknologi Mobilitas, yang bergerak di bidang kendaraan listrik dan usaha terkait.
Discussion about this post