Jakarta, Fundflow – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan merealisasikan proyek gas kota tahun ini, dengan menambah 1 juta jaringan gas independen. PGN bisa meraup tambahan pendapatan US$ 111 juta dan laba bersih US$ 25 juta per tahun untuk setiap tambahan 1 juta jaringan gas.
“Itu artinya, IRR proyek ini sekitar 11%,” tulis CGS CIMB dalam laporan riset, belum lama ini.
Sekuritas itu mencatat, emiten berkode saham PGAS tersebut menyiapkan capex sekitar US$ 260 juta untuk mengeksekusi proyek gas kota. Dari total 1 juta jaringan gas, sebanyak 400 ribu akan dipasang PGN sendirian, dengan capex US 200 juta, sedangkan 600 ribu digarap bersama mitra. Perseroan berharap proyek ini akan menambah volume penjualan gas 16 bbtud.
Harga jual gas kota sekitar US$ 19 per mmbtu atau ekuivalen Rp 10 ribu per m3 dan Rp 5.600 per kg, lebih tinggi dari jaringan gas kota saat ini US 6-7,5 per mmbtu dan gas industri US$ 7-9 per mmbtu. Namun, catatan Fundflow, harga gas industri sudah dipatok US$ 6 per mmbtu, karena direcoki regulasi pemerintah.
CGS CIMB mencatat, harga gas kota PGN lebih rendah dari elpiji 3 kg yang mencapai Rp 6.700 per kg atau ekuivalen US$ 20 per mmbtu. Proyek jaringan gas kota sebenarnya sudah diinisiasi sejak 2019. Namun, kala itu, proyek ini tak jelas, karena harga jual dikhawatirkan rendah.
CGS CIMB ini mempertahankan rekomendasi add saham PGAS, dengan target harga Rp 2.300. Jumat pekan lalu, saham PGAS ditutup di level Rp 1.440. (avn)
Discussion about this post