Jakarta, Fundflow – RHB Sekuritas memprediksi rupiah bisa menyentuh Rp 15.100 per dolar AS pada semester II tahun ini, dibandingkan posisi Jumat (18/2/2022) Rp 14.300 per dolar AS. Alasannya apalagi kalau bukan rencana penaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) oleh The Fed.
Kini, bunga pinjaman di AS mencapai 0,25%. Sebagian kalangan memprediksi bunga acuan di AS ditarik ke 1-1,25%. Hal ini bakal memicu keluarnya uang panas asing dari Indonesia, kendati sebagian kalangan memprediksi dana asing tetap masuk, lantaran tingginya inflasi AS, 7,5% di Januari 2022.
Kembali ke prediksi RHB. Broker ini menilai, harga batu bara dan minyak sawit, komoditas andalan ekspor bakal turun, sehingga memukul neraca perdagangan Indonesia. Tahun lalu, neraca dagang Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai US$ 34 miliar, didorong reli harga komoditas, terutama batu bara dan minyak sawit.
“Dalam keadaan seperti ini, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) bakal menjadi pemegang, karena 45% pendapatan berbentuk dolar AS, sedangkan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) bakal dirugikan,” tulis RHB dalam laporan tentang sektor barang konsumsi Indonesia, belum lama ini.
RHB menilai, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) juga bakal terpukul pelemahan rupiah. Namun, mereka punya produk yang kuat di pasar, sehingga margin ditaksir tak turun dalam. (yus)
Discussion about this post