Jakarta, Fundflow – Bisnis PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) tahun ini terbakar lonjakan harga batu bara, bahan bakar di pabrik semen. Kita semua tahu, harga batu bara melambung sejak Oktober 2021.
Berdasarkan data Trading Economics, harga batu bara kontrak berjangka di bursa ICE Newcastle mencapai US 240 ton akhir Februari 2022, mendekati level tertinggi empat bulan silam di level US$ 245 per ton. Awal 2022, harga batu bara di bursa itu baru mencapai US$ 214 per ton.
Ciptadana dalam laporan riset tentang Indocement, belum lama ini, menulis, Indocement masih dihajar lonjakan biaya akibat reli harga batu bara yang mendekati level tertinggi pada akhir Oktober 2021. Pemain semen juga tidak bisa mendapatkan harga batu bara
murah seperti halnya pembangkit listrik.
Januari 2022, Indocement mencetak penjualan domestik 1,38 juta ton, naik 6,7%. Ini didorong lonjakan penjualan semen curah sebesar 28%, sedangkan semen kantong hanya 2%. Ini lantaran Indocement ketiban berkah proyek smelter di Konawe, Sulawesi, yang mengerek penjualan semen curah di luar Jawa hingga 78%.
Namun, demikian Ciptadana, harga semen curah lebih murah ketimbang kantong. Itu artinya, Indocement tidak bisa langsung menaikkan harga semen curah untuk merespons pembengkakan biaya produksi.
Apalagi, Ciptadana menulis, semen curah berharga murah menolong Indocement menaikkan pangsa pasar di luar Jawa menjadi 16,6% dari Januari 20221 sebesar 16,4%, sedangkan di Jawa 35% dari 34,3%.
Ciptadana menaikkan proyeksi beban pokok penjualan Indocement sebesar 3,6%, seiring lompatan harga batu bara. Alhasil, margin laba usaha dan margin laba bersih disunat 100 basis poin dan 40 basis poin.
Rekomendasi buy INTP masih dipertahankan Ciptadana. Namun, target harga dicukur menjadi Rp 13.500 dari Rp 15.650. (avn)
Discussion about this post