Jakarta, Investor.id – China Investment Corporation (CIC) boncos berat di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), lantaran harga beli rata-rata jauh di bawah harga pasar. Adapun Bakrie melalui Long Haul Holdings mulai menanggok keuntungan dari gerakan-gerakan liar saham BUMI belakangan ini.
Berdasarkan data cost basis average saham BUMI Bloomberg, CIC membeli saham BUMI dengan harga rata-rata Rp 260,9 per saham, sedangkan Long Haul Rp 61,78 per saham. Adapun harga BUMI Kamis pekan ini ditutup di level Rp 68.
Bicara sejarah sedikit, CIC adalah kreditor Bumi di masa kejayaan perusahaan batu bara terbesar di Indonesia itu. Pinjaman CIC untuk Bumi mencapai US$ 1,9 miliar. CIC kini memiliki 12% saham Bumi, terbesar dibandingkan pemegang saham lain, melihat dokumen itu.
Sementara itu, Long Haul adalah perusahaan Grup Bakrie. Nama ini sering disebut begitu Bakrie ribut dengan Rotschild di Bumi Plc. Kala itu, nama Samin Tan, pemilih Borneo Lumbung Energi, juga sering muncul. Entah di mana sekarang Samin Tan Berada.
Kembali ke data Bloomberg, harga beli rata-rata saham BUMI oleh State Street Corp mencapai Rp 156, dengan jumlah saham 2,7 juta alias kecil. Adapun pemegang saham Bumi lainnya, seperti Clearstreem mulai tersenyum lantaran harga belian Rp 60 per saham dan Barclays Plc Rp 60,26 per saham.
Bank of New York Mellon Corp merupakan pihak dengan boncos terbesar, lantaran harga beli BUMI rata-rata Rp 311 per saham. Tetapi, jumlah sahamnya kecil, hanya 9,9 juta. Besar kemungkinan State Street, Barclays, dan Clearstream hanyalah perwakilan para pemegang saham alias nominee. (avn)
Discussion about this post