Jakarta, Fundflow – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ternyata menentukan arah indeks harga saham gabungan (IHSG), lantaran pembobotannya mencapai 9,8%, mengalahkan tiga pemain lama, PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) sebesar 7,9%, PT Telkom Tbk (TLKM) 7,8%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI/BBRI).
Dalam laporan pembobotan emiten ke indeks yang dilihat Jumat (15/4/2022), di bawah BRI adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar 5,1% dan PT Astra International Tbk (ASII) 4,5%. Kenapa ini bisa terjadi?
Kita tahu semua pembobotan emiten ke indeks kini berpegang pada aturan free float baru Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni hanya dihitung berdasarkan kepemilikan saham kurang dari 5%. Merujuk hal ini, free float Goto sekitar 66% dari total saham 1,1 triliun.
Goto mencatatkan saham (listing) sebanyak 1,18 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun total saham yang dilepas lewat IPO mencapai 40 miliar dengan harga pelaksanaan Rp 338 per saham, sehingga total dana yang diraih Rp 13,7 triliun. Goto juga melepas saham simpanan lewat green shoe senilai Rp 2,1 triliun, sehingga total dana masuk Rp 15,8 triliun.
Kemarin, saham GOTO naik 0,5% ke level Rp 376.
Jadi, terjawab sudah mengapa Goto bisa mengalahkan BCA, Telkom, dan BRI, kendati kinerja keuangannya sangat jeblok. Jika tiga rival mencetak laba bersih di atas Rp 20 triliun, Goto malah sebaliknya, rugi di atas Rp 10 triliun.
Mandiri Sekuritas (Mansek) memprediksi rugi bersih Goto tahun lalu mencapai Rp 17,3 triliun, dibandingkan 2020 Rp 14,2 triliun. Selanjutnya, tahun ini, rugi bersih Goto diestimasi membengkak menjadi Rp 27,7 triliun dan naik lagi menjadi Rp 28,1 triliun tahun 2023. Akibatnya, akumulasi kerugian Goto tahun ini membengkak menjadi Rp 102 triliun, 2023 Rp 130 triliun, dan 2024 Rp 152 triliun. (avn)
Discussion about this post