Jakarta, Fundflow – RHB Sekuritas mengerek target harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA/BBCA) dari Rp 9.000 menjadi Rp 9.800. Itu artinya, saham BBCA masih bisa lari, dengan potensi kenaikan (gain) 15% dan imbal hasil sekitar 2%.
Hal ini terjadi seiring mengkilapnya kinerja keuangan BCA kuartal III tahun ini. Kuartal III-2022, laba bersih BCA naik 25% menjadi Rp 10,9 triliun, sehingga akumulasi laba bersih per September 2022 mencapai Rp 28,9 triliun, naik 25%. Jumlah itu setara 77% proyeksi laba bersih BCA 2022 versi RHB dan 79% konsensus analis.
Kuartal III tahun ini, pendapatan bunga bersih tumbuh 6,7% secara kuartalan, sedangkan nonbunga bersih naik 6,5%. Laba usaha sebelum provisi tumbuh 4% secara kuartalan, seiring melonjaknya biaya operasional sebesar 11%. Namun, provisi yang turun 79% membuat laba bersih naik 9% secara kuartalan.
Hingga September 2022, pertumbuhan kredit BCA mencapai 7,1%, dengan panduan pertumbuhan 10% sampai akhir tahun. Tahun depan, peningkatan kualitas aset akan mendongkrak pertumbuhan kredit hingga 12%.
Sementara itu, margin bunga bersih (NIM) BCA kuartal III lalu mencapai 5,4% dan diprediksi bertahan kuartal berikut, sehingga sampai akhir tahun, NIM bakal bertengger di level 5,2-5,3%, lebih kencang dari per September lalu sebesar 5,1%.
Kredit berisiko atau loans at risk (LAR) mencapai 11,7% kuartal III lalu, turun dibandingkan kuartal sebelumnya 12,3% dan periode sama 2021 sebesar 12%. Adapun rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) mencapai 2,2%, dengan coverafe 248%.
“Panduan biaya kredit dipertahankan di level 80-100 basis poin (bps) vs sembilan bulan 2022 sebesar 80 bps,” tulis RHB dalam laporan riset, Jumat (21/10/2022). (gbr)
Discussion about this post