Jakarta, Fundflow – PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditaksir terus membukukan rugi bersih hingga 2023, kendati gross transaction value (GTV) terus meningkat. Pada 2024, akumulasi kerugian Goto diprediksi mencapai Rp 152 triliun, membengkak dari estimasi 2022 Rp 102 triliun.
Mandiri Sekuritas (Mansek) memprediksi rugi bersih Goto tahun lalu mencapai Rp 17,3 triliun, dibandingkan 2020 Rp 14,2 triliun. Selanjutnya, tahun ini, rugi bersih Goto diestimasi membengkak menjadi Rp 27,7 triliun dan naik lagi menjadi Rp 28,1 triliun tahun 2023. Akibatnya, akumulasi kerugian Goto tahun ini membengkak menjadi Rp 102 triliun, 2023 Rp 130 triliun, dan 2024 Rp 152 triliun.
Akumulasi kerugian sebesar itu harus ditutup Goto, jika ingin membagikan dividen. Jika, sekali lagi jika, Goto mampu mencetak laba bersih Rp 1 triliun per tahun, perusahaan ini membutuhkan waktu 150 tahun untuk menutup akumulasi kerugian dan 151 tahun untuk mulai membagikan dividen.
Akan tetapi, hal itu sepertinya sulit terjadi. Alih-alih mencetak laba bersih, meraup EBITDA positif saja Goto sulit. Hitungan Mansek EBITDA Goto tahun lalu minus Rp 19,4 triliun, tahun ini minus Rp 30,5 triliun, dan tahun berikutnya Rp 30,7 triliun.
Lalu, apa bagusnya perusahaan yang meraup dana besar dari pasar modal dan IPO serta listing-nya jadi diberitakan setiap hari oleh media arus utama? Mansek tak ragu menyebut CAGR GTV Goto yang fantastis, sebesar 38,7% hingga 2024.
Mansek menaksir GTV on demand services Goto tahun lalu mencapai Rp 49 triliun, tahun ini Rp 62 triliun, 2023 Rp 86 triliun, dan 2024 Rp 118 triliun. Sementara itu, GTV e-commerce tahun lalu diprediksi Rp 227 triliun, 2022 Rp 283 triliun, 2023 Rp 371 triliun, dan 2024 Rp 467 triliun. Selanjutnya, GTV fintech 2021 Rp 205 triliun, 2022 Rp 359 triliun, 2023 Rp 570 triliun, dan 2024 Rp 847 triliun.
Mansek menetapkan rekomendasi buy saham GOTO dengan target harga Rp 440, yang mencerminkan rasio EV terhadap penjualan 14,1 kali dan EV terhadap GTV 0,57 kali. Goto layak diganjar valuasi premium, lantaran memiliki ekosistem unik dan bersinergi.
Kemarin, Goto mencatatkan saham (listing) sebanyak 1,18 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun total saham yang dilepas lewat IPO mencapai 40 miliar dengan harga pelaksanaan Rp 338 per saham, sehingga total dana yang diraih Rp 13,7 triliun. Goto juga melepas saham simpanan lewat green shoe senilai Rp 2,1 triliun, sehingga total dana masuk Rp 15,8 triliun.
Saham GOTO ditutup naik 13% ke level Rp 382 kala menjalani debut. Market cap gila, Rp 452 triliun, mendekati Telkom di posisi ketiga, sedangkan satu dan dua masih BCA dan BRI. (avn)
Discussion about this post