Jakarta, Fundflow – Saham-saham batu bara naik gila-gilaan Jumat (4/3/2022), didorong reli harga komoditas ini. Akan tetapi, kenapa indeks harga saham gabungan (IHSG) belum menembus level psikologis 7.000?
Ayo, yang merasa trader papan atas silakan jawab. Kalau Fundflow setuju dengan pandangan sekuritas kondang CGS CIMB. Dalam laporan riset belum lama ini, CGS CIMB mencatat, kontribusi saham komodita teradap pembobotan IHSG sudah jauh berkurang dibandingkan saat booming komoditas 2008.
Per 18 Februari 2022, boboth saham sektor komoditas ke indeks hanya 8%, naik sedikit dari 2016 sebesar 6%. Jumlah itu masih jauh dibandingkan level tertinggi 2008 sebesar 27%.
Kini, kita tahu semua, indeks dikuasai saham sektor keuangan, yang dimotori empat bank besar, BCA, Mandiri, BRI, dan BNI. Begitu kinerja empat saham itu melempem, indeks tidak akan melonjak-lonjak.
Hari ini, IHSG naik 0,8% ke level 6.928 alias belum juga masuk 7.000. Padahal, saham ADRO menggila, lantaran melonjak 16,48% ke level Rp 3.040, setelah laporan keuangan 2021 keluar. Lonjakan laba bersih perusahaan Boy Thohir ini sangat, sangat, sangat fantastis sebesar 535% menjadi US$ 933 juta.
ADRO menjadi top gainers saham LQ45, diikuti semua pemain tambang, yakni PTBA 8,92%, MDKA 8,71%, HRUM 8,6%, ANTM 6,98%, PGAS 6,1%, dan UNTR 6,07%. Sementara itu, BBCA turun 0,9% ke level 7.900, sedangkan sekondannya BBRO naik 2,41% menjadi Rp 4.670, setelah kena hajar profit taking selama beberapa hari.
Phintraco Sekuritas mencatat, IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan mayoritas indeks regional, seperti HSI turun 2,5%), Nikkei 2,23%, KOSPI 1,22%, SSEC (0,96%), dan ASX 200 (0,57%).
Secara sektoral, sektor energi memimpin penguatan dari mayoritas sektor, yakni sebesar 6,88%, diikuti sektor industrials (2,49%), dan kesehatan (1,13%). Di sisi lain, beberapa sektor melemah yang dipimpin oleh sektor transportasi sebesar 1,31%, non-cyclicals consumer goods 1,03%), dan cyclicals consumer goods 0,69%. (avn)
Discussion about this post