Jakarta, Fundflow – PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI/BBRI) ternyata menghabiskan Rp 8 triliun tahun lalu untuk program pensiun dini dan penyesuaian bayaran kontraktor. Ini menjadi salah satu faktor yang disorot Macquarie, broker saham Australia.
Broker itu mencatat, lonjakan biaya operasional menjadi kabar buruk kinerja BRI tahun lalu. Ini menjadi alasan kuat Macquarie menyematkan rekomendasi underperform (UP) BBRI dengan target harga Rp 3.150, jauh di bawah harga terakhir pada Jumat (4/2/2022) Rp 4.210.
Tahun ini, manajemen BRI memproyeksikan biaya operasional naik 6-8%. Adapun hal baik dari BRI adalah margin bunga bersih pulih ke level 7% kuartal IV-2021. Fee income juga tumbuh 9%.
BRI memandu pertumbuhan kredit 2022 berkisar 9-11%, sedangkan kredit mikro diproyeksikan tumbuh 13%. Adapun NIM ditargetkan berkisar 7,6-7,8%.
“Secara keseluruhan, kinerja BRI tahun lalu memang melampaui konsensus analis,” tulis Macquarie dalam riset harian, belum lama ini. (avn)
Discussion about this post