Jakarta, Fundflow – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membutuhkan dana Rp 7 triliun untuk mengakuisisi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Pelabuhan Ratu berkapasitas 3×350 megawatt (mw). Imbasnya, dividen perseroan diprediksi melorot dan gagal memenuhi ekspektasi pelaku pasar.
Hal itu terungkap dalam laporan riset BRI Danareksa, Kamis (20/10/2022). Belum lama ini, PTBA telah meneken Principal Framework Agreement dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mencaplok PLTU itu. Dengan akuisisi ini, rencana pension PLTU itu dipercepat menjadi 2037 dari tadinya 2045. “PLN akan tetap menjadi pembeli listrik dari PLTU itu,” tulis BRI Danareksa.
BRI Danareksa menilai, nilai akuisisi PLTU itu sama seperti prediksi kas PTBA hingga akhir 2022. Adapun sebelumnya PTBA sudah menegaskan pendanaan akuisisi PLTU itu akan bersumber dari kas internal. Imbasnya, kas akan turun dan perseroan kemungkinan akan memangkas dividen jauh di bawah perhitungan konsensus analis dan BRI Danareksa.
BRI Danareksa belum dapat memasukkan akuisisi ini ke valuasi PTBA, karena detail transaksi masih jelas. Broker ini juga menilai bisa saja PTBA mendapatkan diskon harga pembelian PLTU Pelabuham Ratu, karena rencana phase out dipercepat.
“Kami kira transaksi ini akan memberikan sentiment negative saham PTBA dalam jangka pendek. Akan tetapi, kami masih mempertahankan rekomendasi buy PTBA dengan target harga Rp 4.600,” tulis broker itu. (avn)
Discussion about this post