Jakarta, Fundflow – Saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) masih bisa memberikan gain 19%, berdasarkan target harga Ciptadana, 2.100 vs harga terakhir Rp 1.760, meski bisnis perusahaan mamin olahan ini sedang berat. Hal itu terlihat pada amblesnya margin laba kotor dan usaha, seiring kenaikan harga bahan baku, antara lain kopi, tepung, dan CPO.
Ciptadana mencatat, pendapatan Mayora tumbuh 9,3% menjadi Rp 14,3 triliun semester I tahun ini. Namun, laba bersih Mayora mencapai Rp 653 miliar, turun 30%. Untungnya, penurunan untung bersih sudah diprediksi, karena realisasi semester I-2022 setara 49% estimasi setahun Ciptadana dan 48% konsensus analis.
Kuartal II-2022m laba bersih Mayora mencapai Rp 347 miliar, naik dari periode sama tahun lalu Rp 108 miliar dan kuartal I tahun ini Rp 306 miliar. Akan tetapi, laba kotor turun 17%, seiring pendeknya hari kerja kuartal II akibat libur Lebaran.
Laba usaha Mayora semester I tahun ini mencapai Rp 864 miliar, turun 30,6%, meski biaya operasional terkoreksi, mengingat perseroan kini lebih selektif dalam belanja iklan dan promosi. Rupanya, penurunan laba usaha disebabkan kenaikan gaji.
“Kami melihat ada penurunan margin laba kotor dan laba usaha masing-masing menjadi 20,8% dan 6,5% semester I tahun ini dibandingkan periode sama tahun lalu 27,3% dan 9,5%. Mayora sangat terbantu oleh untung valas Rp 130 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 122 miliar,” tulis Ciptadana.
Ke depan, Ciptadana percaya, perseroan akan menyeimbangkan kenaikan harga jual dan pangsa pasar, karena daya beli belum sepenuhnya normal. Itu sebabnya, Ciptadana masih memasang rekomendasi buy saham MYOR dengan target harga Rp 2.100, berdasarkan PER 2022 35,5 kali.
Sentimen positif saham ini adalah tingginya porsi ekspor, sehingga bisa mengurangi risiko kurs. Adapun sentimen negatif saham ini adalah perlambatan ekonomi, lonjakan harga bahan baku, dan kompetisi yang kian keras. (avn)
Discussion about this post